Profil Desa Singoyudan
Ketahui informasi secara rinci Desa Singoyudan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Singoyudan di Kecamatan Mirit, Kebumen, menjadi sorotan berkat inovasi pertanian melalui corporate farming yang berhasil melipatgandakan hasil panen padi. Didukung pemanfaatan teknologi dan dana desa, Singoyudan menjelma sebagai lumbung pangan potens
-
Inovasi Pertanian Modern
Desa Singoyudan merupakan percontohan keberhasilan program corporate farming padi yang meningkatkan produktivitas panen dari 5,6 ton menjadi 8,1 ton per hektare, menjadikannya unggul di bidang ketahanan pangan.
-
Pembangunan Infrastruktur Mandiri
Mengatasi ketiadaan irigasi teknis, pemerintah desa bersama masyarakat secara proaktif mengadakan 39 unit pompa air bertenaga listrik yang didanai melalui dana desa dan bantuan pihak ketiga untuk memastikan ketersediaan air bagi lahan sawah.
-
Pertumbuhan Populasi Tertinggi
Berdasarkan data BPS, Desa Singoyudan mencatatkan laju pertumbuhan penduduk tercepat di seluruh Kecamatan Mirit pada periode 2010-2020, menandakan wilayah ini sebagai pusat pertumbuhan baru yang dinamis.

Terletak di bagian timur Kabupaten Kebumen, Desa Singoyudan, Kecamatan Mirit, menjelma menjadi sebuah contoh nyata keberhasilan transformasi sektor pertanian. Melalui penerapan sistem corporate farming atau pertanian skala besar yang dikelola secara korporasi, desa ini berhasil mencatatkan lonjakan produktivitas padi yang signifikan, sekaligus menegaskan potensinya sebagai salah satu lumbung pangan utama di wilayah tersebut. Keberhasilan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani, tetapi juga menjadi model pembangunan pertanian berbasis teknologi dan kebersamaan di tingkat desa.
Inovasi yang digerakkan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Manunggal Karso ini menjadi pusat perhatian setelah panen perdana Musim Tanam (MT) I tahun 2023/2024 menunjukkan hasil yang luar biasa. Dengan dukungan penuh dari pemerintah desa dan dinas terkait, Singoyudan membuktikan bahwa keterbatasan infrastruktur dapat diatasi dengan solusi kreatif dan kemauan kolektif, membuka jalan bagi kemandirian dan kedaulatan pangan.
Geografi dan Demografi
Desa Singoyudan merupakan salah satu dari 22 desa yang berada di wilayah administratif Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, Kecamatan Mirit terletak pada koordinat 7° 42` 11" – 7° 47` 49" Lintang Selatan dan 109° 43` 21" - 109° 38` 36" Bujur Timur. Pusat pemerintahan desa beralamat di Dukuh Kademangan RT 02/01, dengan kode pos 54395.
Meskipun data spesifik mengenai luas wilayah Desa Singoyudan belum dipublikasikan secara resmi, Kecamatan Mirit secara keseluruhan memiliki luas 52,53 km². Batas-batas wilayah Kecamatan Mirit yakni:
Sebelah Utara: Kecamatan Prembun dan Kecamatan Bonorowo
Sebelah Timur: Kabupaten Purworejo
Sebelah Selatan: Samudera Hindia
Sebelah Barat: Kecamatan Ambal dan Kecamatan Kutowinangun
Pada Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk Kecamatan Mirit tercatat sebanyak 51.520 jiwa, yang menghasilkan tingkat kepadatan penduduk sekitar 980 jiwa per km². Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) periode 2010-2020 menunjukkan sebuah fakta menarik, di mana Desa Singoyudan memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Kecamatan Mirit, yakni sebesar 3,51% per tahun. Angka ini jauh melampaui rata-rata pertumbuhan kecamatan sebesar 1,82% dan mengindikasikan bahwa Singoyudan adalah wilayah yang dinamis dan berkembang pesat.
Kondisi topografi wilayah yang didominasi oleh dataran rendah dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan pertanian, khususnya tanaman padi sawah, yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat setempat.
Tonggak Sejarah: Keberhasilan Corporate Farming
Potensi terbesar Desa Singoyudan terletak pada sektor pertanian, yang baru-baru ini mendapatkan sorotan luas berkat implementasi program corporate farming. Program yang diinisiasi di lahan milik Gapoktan Manunggal Karso ini berhasil meningkatkan produktivitas padi varietas Inpari 32 secara drastis. Data yang dirilis oleh Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kabupaten Kebumen menunjukkan, lahan demplot seluas 10 hektare mampu menghasilkan rata-rata 8,1 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.
"Capaian ini jauh melampaui produktivitas lahan non-corporate farming yang rata-rata hanya 5,6 ton per hektare," ungkap Ria Fredi Hendratno, Subkoordinator Produksi Bidang TPHP Distapang Kebumen, saat panen perdana pada Rabu, 28 Februari 2024. Selisih hasil panen yang mencapai 2,5 ton per hektare ini secara langsung memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan para petani yang terlibat.
Keberhasilan program ini didasarkan pada prinsip pengelolaan lahan secara terpadu dan modern. Seluruh proses, mulai dari pengolahan tanah, tanam serempak, pemupukan berimbang, pengendalian hama terpadu, hingga penanganan panen dan pascapanen, dilakukan secara bersama-sama oleh anggota kelompok tani. Tingginya antusiasme petani terlihat dari pengembangan lahan demplot yang semula hanya 5 hektare dari dana APBD Kabupaten Kebumen, kemudian berkembang menjadi 10 hektare berkat swadaya petani.
Inovasi Infrastruktur Mengatasi Keterbatasan
Salah satu tantangan utama pertanian di Desa Singoyudan ialah ketiadaan jaringan irigasi teknis yang memadai. Selama bertahun-tahun, petani mengandalkan pompa air bertenaga diesel yang berbiaya tinggi untuk mengairi sawah mereka. Namun tantangan ini dijawab dengan sebuah inovasi infrastruktur yang menjadi kunci sukses program corporate farming.
Pemerintah Desa Singoyudan, di bawah kepemimpinan Kepala Desa Situr, mengalokasikan dana desa secara strategis untuk pengadaan pompa air bertenaga listrik. "Pemanfaatan pompa air listrik didukung dana desa tahun 2021 yang menyediakan 13 pompa, melengkapi 16 unit dari pengadaan tahun 2018 dan 10 unit bantuan dari PLN," jelas Situr. Kini, total terdapat 39 unit pompa air listrik yang beroperasi di wilayah tersebut.
Penggunaan pompa listrik terbukti jauh lebih hemat biaya dan efisien dalam mendistribusikan air ke lahan persawahan. Inovasi ini memungkinkan petani untuk melakukan panen hingga tiga kali dalam setahun, sebuah intensitas tanam yang sulit dicapai sebelumnya. Keberhasilan ini menunjukkan bagaimana alokasi dana desa yang tepat sasaran mampu memberikan solusi konkret terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat dan secara langsung meningkatkan produktivitas ekonomi.
Kehidupan Pemerintahan dan Sosial Kemasyarakatan
Roda pemerintahan di Desa Singoyudan berjalan aktif dan sinergis dengan berbagai lembaga kemasyarakatan. Pemerintah desa secara rutin menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk aparat keamanan seperti Babinsa dari Koramil 11/Mirit, untuk menjaga stabilitas dan menyampaikan program-program pemerintah. Berbagai kegiatan, seperti sosialisasi Pemilu 2024 dan rapat koordinasi program Kampung Keluarga Berencana (KB), menunjukkan adanya partisipasi aktif dari masyarakat dan lembaga desa.
Dalam upaya meningkatkan transparansi dan pelayanan publik, Desa Singoyudan telah mengembangkan Sistem Informasi Desa (SID) melalui website resmi. Langkah ini sejalan dengan hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang pernah dilakukan oleh institusi pendidikan tinggi, yang salah satu tujuannya yakni menyusun buku profil desa dan memperkuat sistem informasi berbasis digital.
Di sisi sosial budaya, masyarakat Desa Singoyudan masih memegang teguh tradisi leluhur. Salah satu adat istiadat yang rutin dilaksanakan ialah "Sedekah Bumi" atau "Merti Desa". Tradisi ini digelar setiap tahun pada bulan Muharram (Sura) sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi yang melimpah serta sebagai doa agar dijauhkan dari bencana. Kegiatan ini menjadi momen penting yang mempererat tali persaudaraan antarwarga.
Potensi dan Tantangan ke Depan
Dengan keberhasilan program corporate farming sebagai fondasi, Desa Singoyudan memiliki prospek cerah untuk menjadi pusat agribisnis yang lebih maju. Peningkatan produktivitas dan kualitas hasil panen membuka peluang untuk pengembangan industri pascapanen, seperti pengolahan gabah modern atau bahkan pengembangan produk beras kemasan dengan merek lokal.
Namun, beberapa tantangan masih perlu diatasi. Berdasarkan data Rencana Strategis Kecamatan Mirit, akses internet di Desa Singoyudan pada tahun 2021 masih tergolong "kurang lancar". Peningkatan infrastruktur digital menjadi krusial untuk mendukung pengembangan ekonomi modern, termasuk pemasaran produk pertanian secara online dan optimalisasi Sistem Informasi Desa.
Ke depan, harapan masyarakat tertumpu pada penambahan jumlah pompa air listrik untuk mencakup seluruh area persawahan di desa. "Kami berharap jumlah pompa air bertenaga listrik bertambah untuk mencukupi kebutuhan seluruh lahan sawah," ujar Kepala Desa Situr. Dengan sinergi yang terus terjalin antara pemerintah desa, petani dan dukungan pemerintah kabupaten, Desa Singoyudan tidak hanya berpotensi mencapai kemandirian pangan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia.